Bagaimana meningkatkan mutu pelajaran Sains di sekolah? Menurut ibu yang memiliki 1 putra dan 2 putri kelahiran Jakarta, 25 Oktober 1967 ini, untuk meningkatkan mutu siswa dalam menyerap ilmu seperti Sains minimal dengan dua langkah. Pertama, menerapkan “moving class” dimana anak-anak didik mempelajari fenomena alam, perubahan kimia, perubahan fisika dan materi lainnya dengan cara langsung melihat pada alam. Kedua, dengan banyak mengikuti berbagai kompetisi yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pendidikan ataupun instansi terkait. Dengan kedua langkah ini maka siswa terbiasa “menyatu” dengan ilmu yang dipelajari. Konsep pendidikan yang hanya di dalam kelas saja menjadikan siswa laksana robot-robot penghapal rumus saja.
Lahir dari keluarga guru (Alm. Sahlan Saleh/guru SMA Negeri 16 Jakarta), karir Ibu Ami—demikian biasa dipanggil—dimulai sebagai Guru SMA Negeri 1 di Pekanbaru dengan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan di Pekanbaru pada 30 Maret 1991. Kemudian pindah setelah menikah dengan seorang PNS di Departemen Kehakiman, R.Hilman dan mengajar di SMP Negeri 45 Jakarta Barat. Saat ini Ibu Ami golongan Pembina/IVA dengan masa kerja hampir dua puluh tahun. Ia pun hampir menyelesaikan program pasca sarjana (S2) di kampus UHAMKA, Jakarta.
Saat pindah dari Pekanbaru ke Jakarta ia tidak kecil hati harus mengalami “degradasi” dari mengajar di SMA menjadi hanya bisa mengajar di SMP sesuai aturan baru bahwa hanya seorang sarjana yang mengajar di SMA. Karena modal lulusan DIII Program Studi Fisika dari IKIP Muhamadiyah Jakarta (1989)tidak memadai, maka ia melanjutkan ke Universitas Terbuka dan selesai 15 Agustus 2002. Tercatat sejumlah kegiatan dia ikuti antara lain:

   Pertama, Lomba cepat tepat “Lomentrik” Fisika unggulan se DKI Jakarta sebagai guru pembimbing di Museum Lisrik Energi Baru, Jakarta pada 23 Juni 1997. Kedua, mengikuti musyawarah guru mata pelajaran biologi pada 11 Pebruari 1999. Ketiga, mengikuti Workshop kurikulum berbasis kompetisi pada 11 Desember 2006 yang silenggarakan Dinas Pendidikan Dasar, Kodya Jakarta Barat. Keempat, ikut lomba mengajar software pendidikan pesona fisika yang diselenggarakan PT. Pesona Edukasi pada 11 Agustus 2004. Kelima, mengikuti seminar pembinaan tindak lanjut uji kompetisi guru SMP yang diselenggarakan Suku Dinas Pendidikan Dasar , Kodya Jakarta Barat pada 16 Agustus 2006. Keenam, mengikuti lomba sains kreatif inovatif, di Jakarta pada 12 Januari 2008 dimana sebagai guru pembimbing dapat mengharumkan nama SMP Negeri 45 menjuarai meraih juara pertama tingkat DKI Jakarta. Tiga orang murid yang dibimbingnya adalah Afandi Charles (pernah juara nasional Olimpiade Sains Nasional/OSN khusus Biologi pada 2007 di Surabaya); Tyas Widahandoko; Tias Annisa.
   
  Banyaknya aktivitas mengajar dan menjadi tutor di lembaga bimbingan bimbelajar tidak membuat ibu Ami melupakan perhatiannya dalam mendidik anak-anaknya. Buktinya, ketiga anaknya termasuk kelompok anak cerdas di sekolahnya.

Sumber :

Suaratokoh.com